Akan tetapi, walaupun kalian terus melakukannya selama tujuh puluh tahun, hal ini juga percuma. Walaupun tidak ada batu lagi yang bisa dipindahkan, karma kalian tetap tidak bisa dihapus. Tetapi seandainya Guru kalian menyuruh kalian memindahkan sebuah batu pada pukul dua di pagi hari, dan kalian dengan setia mengikuti perintah Guru dan bangun untuk memindahkan batu tersebut, walaupun kalian dengan susah payah membuka mata kalian, dan kalian masih melakukannya dengan senang karena kalian tahu: “Guru adalah Orang yang paling tercerahkan. Saya telah mempersembahkan tubuh, pikiran, dan ucapan saya kepada-Nya. Apapun yang Dia suruh akan saya kerjakan, saya lakukan saja. Apakah itu masuk akal atau tidak, saya tetap mengikuti perintah Guru.” Jika kalian bisa memindahkan batu itu dengan pikiran yang begitu bahagia dalam otak, maka itu akan jauh lebih baik daripada Milarepa memindahkan batu selama tujuh tahun! Akan tetapi,
kebanyakan orang tidak mengerti logika ini. Itulah sebabnya, walaupun sangat
sulit menemukan seorang Guru, masih lebih sulit untuk bertahan dan mengikuti
Guru dalam pengolahan rohani sekalipun kalian telah menemukan-Nya. Sulit
untuk mencapai Kebuddahan karena kebanyakan praktisi rohani tidak bisa
melepaskan ego mereka sehingga mereka hanya mencapai tingkat Arahat atau
orang suci. “Ego”
terdiri dari prasangka-prasangka dan konsep-konsep dunia yang telah kita
kumpulkan selama hidup kita. Kita memegang keyakinan tentang apa yang baik
dan buruk dan berpikir bahwa kita telah belajar segala hal yang perlu kita
ketahui karena dunia telah memberikan kita pendidikan yang cukup sehingga
sangat sedikit yang bisa Guru ajarkan kepada kita. Inilah letak kesalahan
kita.
|