Di tahun pertama inisiasi, saya masih ragu dengan kekuatan luar biasa dari Metode Quan Yin. Suatu hari, sepertinya saya baru memakan sesuatu yang tidak benar sehingga menimbulkan sakit perut dan berkali-kali pergi ke toilet setiap dua puluh menit. Begitu melihat situasi saya, keluarga saya minta agar segera mendapatkan pengobatan. Tiba-tiba, saya mendapatkan aspirasi dan mulai memakan popcorn yang diberikan kepada saya pada waktu inisiasi. Lalu, penyakit diare saya hilang begitu saja tanpa perlu pengobatan apapun. Itulah pertama kalinya saya mengalami keajaiban makanan berkah. Pada kesempatan lainnya, saya secara pribadi menyaksikan “kekuatan listrik” tak terhingga yang terisi dari makanan berkah Guru. Saya mempunyai kakak perempuan yang tinggal di luar negeri sekian tahun lamanya. Dia telah berpindah-pindah ke berbagai tempat yang asing. Sehingga, selama sekian tahun dia tidak menghadiri meditasi kelompok setempat. Namun demikian, kerinduannya untuk bertemu Guru semakin kuat hari demi hari. Dia kembali ke Formosa sekitar dua minggu sebelum Seminar Khusus Thailand. Namun demikian, sudah terlalu telat baginya untuk mendaftar seminar tersebut. Dia merasa amat kecewa dan tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima pengaturan Tuhan. Kakak lelaki dan dua adik perempuan saya ikut serta dalam seminar Thailand tersebut. Ketika seminar telah berakhir, kakak lelaki saya pulang dan langsung menuju ke rumah orang tua saya dari bandara untuk berbagi kasih Guru dengan semua orang di keluarga melalui makanan berkah Guru. Semua orang begitu gembira menikmati makanan berkah. Ketika tiba giliran kakak perempuan saya, dia menadahkan kedua tangannya dengan penuh hormat untuk menerima makanan berkah yang dituangkan oleh kakak lelaki saya. Begitu tangannya menyentuh makan berkah tersebut, sesuatu yang luar biasa terjadi! Melalui makanan berkah itu, cinta kasih Guru menyentuh tubuh kakak perempuan saya yang penuh dengan kerinduan. Dia kemudian mulai bergetar seolah-olah dia sedang disengat tegangan listrik! Daya arus dari Tuhan begitu kuat sehingga kedua tangannya menyatu begitu rapat dan tidak dapat dipisahkan untuk beberapa saat. Terperangah oleh cinta kasih Guru yang tak terhingga yang dilimpahkan kepadanya, seorang anak yang baru kembali dari negara jauh tidak dapat menahan tangisnya dan terus berkata, ”Terima kasih, Guru! Terima kasih, Guru!” Terlepas dari seberapa
jauh kita terpisah dari Guru kita terkasih, setiap kali kita melihat
makanan berkah, kita akan senantiasa mengingat nasehat Guru kita, Ibunda
yang penuh welas asih yang memberitahukan kita sebelum berpisah: “Rajinlah
berlatih rohani dan nikmatilah hidup Anda.” Ya Guru, kami akan mengingat
pesan-Mu dalam benak kami dan berlatih dengan rajin, sehingga kami bisa
segera kembali ke dalam genggaman kasih-Mu.
|